Jumat, 09 November 2012

MEDIA GRAFIS



PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS

A.  Bagan
            Sebelum kita mengetahui bagaimana menggunakan media bagan dalam pembelajaran, alangkah baiknya kita pahami apa itu bagan. Bagan menurut Nana Sudjana (2005:27) adalah kombinasi antara media grafis, gambar dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. Sebagai media visual, bagan merupakan media yang membantu menyajikan pesan pembelajaran melalui visualisasi dengan tujuan materi yang komplek dapat disederhanakan sehingga siswa mudah untuk mencerna materi tersebut.
            Kegunaan bagan adalah untuk menunjukan hubungan, keterkaitan, perbandingan, jumlah yang relatif, perkembangan tertentu, proses tertentu, mengklasifikasikan dan pengorganisasian, untuk lebih jelasnya, lihat contoh dibawah ini:

                             Description: E:\Design\katak.jpg

Contoh bagan
            Materi apa yang dapat dibuat dalam bentuk bagan? Sebagai seorang guru yang kreatif, hendaknya guru mampu mengidentifikasi meteri-materi kompleks yang dapat dibuat bagan sehingga lebih sederhana.

1.      Jenis-Jenis Bagan
     Terdapat beberapa jenis bagan, diantaranya: bagan pohon, bagan arus, bagan alir, dan bagan waktu atau bagan tabel.

a.      Bagan Pohon adalah bagan yang visualisasinya menggambarkan suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari beberapa akar menuju akar tunggal. Cabang-cabang tersebut menggambarkan perkembangan serta hubungan. Misalnya, bagan silsilah seperti dibawah ini:

Description: E:\Design\family_tree3_pop.jpg                                              Contoh bagan pohon

b.      Bagan Alir merupakan kebalikan dari bagan arus. Bagan alir berfungsi untuk menunjukan bagaimana berbagai unsur penting dikombinasikan sehingga membentuk satu produksi. Bagan alir dapat digunakan untuk memperlihatkan saling ketergantungan dari berbagai unsur.
c.       Bagan arus. merupakan jenis media bagan yang berfungsi untuk mempertunjukan fungsi hubungan dan proses. Misalnya materi tentang proses kepemimpinan industri, proses penyulingan air mineral, proses penambangan minyak bumi, proses pembuatan tahu dan sebagainya.


Description: E:\Design\SMARTHIS.jpg
Bagan arus


d.      Bagan tabel. bagan tabel tentu sudah tidak asing lagi bagi kita, bentuk penyajian pesan dalam bentuk tabel merupakan bagian dari bagan tabel. isi dari bagan tabel yaitu hubungan yang terdapat pada garis waktu atau tabel.

2.      Cara Menggunakan Bagan dalam Pembelajaran
Ada beberapa cara menggunakan tabel yaitu:
a.      Pemilihan Bagan. Bagan yang akan disajikan di kelas tentu saja harus berkaitan materi yang akan disampaikan. Guru yang kreatif dapat merancang bagan sendiri dengan terlebih dahulu menganalisis dan mempersiapkanya untuk dibuat dalam bentuk bagan. Jika hal tersebut tidak memungkinkan guru dapat memanfaatkan bagan yang sudah ada dengan cara encari bagan-bagan praktis yang sudah dibuatkan orang lain yang dijual secara masal. Bagan yang baik haruslah memiliki mesesuaian dengan materi atau tidak terdapat kesalahan-kesalahan kosep, data atau informasi. Selain itu harus menarik yang ditandai dengan pemilihan warna yang tepat, harmonis dan tidak terkesan terlalu rame. Informasi  yang disajikan dalam bentuk teks memiliki keterbacaan tinggi (visual literacy) sehingga dalam jarak agak jauh masih terbaca dengan baik.
b.      Mempersiapkan Ruang Kelas. Sebelum media bagan disajikan, guru sebaiknya memperhatikan kondisi kelas. Apakah kelas cukup cahaya? Karena bagan adalah media visual yang membutuhkan intensitas cahaya di ruangan yang cukup. Perhatikan juga dimana bagan tersebut akan ditempel? Hal ini penting karena tidak mungkin bagan terus dipegang oleh guru saat guru menerangkan, namun perlu ditempel di dinding. Siapkan dinding yang kosong dan mudah untuk menempelkan bagan tersebut dan pastikan posisinya dapat dilihat dari semua arah.
c.        Mempersiapkan Siwa. Dalam pembelajaran, siswa dapat didesain dengan berbagai macam pola pengaturan, termasuk penggunaan bagan. Jika penggunaan bagan untuk siswa dalam kelompok besar, maka siswa dipersiapkan dengan cara klasikal dan tidak perlu pengelompokan secara khusus. Sebaliknya jika siswa perlu dikelompokan maka siapkanlah trlebih dahulu pola pengaturannya, berdasarkan apa pengelompokannya, dan sebagainya sehingga jika peraturan ini secara spontan dipikirkan oleh guru pada saat di kelas akan menyita waktu. Dengan demikian guru perlu memikirkannya dari awal sebelum pelajaran dimulai.
d.      Mempersipkan Pertanyaan dan Penugasan yang Mengakktifkan Siswa. Hendaklah guru mempersiapkan bentuk penugasan seperti apa yang dapat dilibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan bagan tersebut. Bagan tidak berarti sepenuhnya milik guru sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi namun, libatkan siswa untuk mencari konsep dan pemahaman secara mendalam melalui interaksi atif, harus pula dipikirkan oleh guru.
e.       Penggunaan Saat Pembelajaran Berlangsung. Tempatkan bagan sebagai pusat perhatian siswa, pengalaman belajar yang diperoleh siswa sedapat mungkin disajikan melalui bagan, oleh sebab itu pastikan semua siswa dapat melihat dengan jelas dan terlihat secara langsung. Posisi guru berada pada tempat yang representatif, dengan tatapan mata yang terbagi kesemua penjuru kelas, dengan antusiasme mengajar guru dapat mengaktifkan siswa untuk belajar.


B.       Grafik
            Secara sederhana grafik dapat diartikan sebagai media yang memvisualisasikan data-data dalam bentuk angka. Grafik menggambarkan hubungan satu dua atau lebih data atau grafik dengan data yang sama menggambarkan hubungan penting dari suatu data. Tujuan pembuatan grafik adalah menunjukan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta sederhana. Data-data dalam bentuk uraian deskriptif yang ruwet dan komplek dapat disederhanakan  dengan menggunakan grafik.

1.        Jenis-Jenis Grafik
            Terdapat beberapa jenis grafik yang umum digunakan, yaitu: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik bergambar.
a.      Grafik Garis: berfungsi untuk melukiskan kecenderungan-kecenderungan atau menghubungkan dua ringkasan data, jika ada data yang berkelanjutan maka grafis garis cocok digunakan untuk memperlihatkan perkembangan berkelanjutannya. Seperti grafik dibawah ini.
Description: E:\Design\grafikgaris.jpggrafik garis
b.      Grafik Batang: grafik batang merupakan grafik yang paling sederhana, mudah untuk dipahami serta menggambarkan data dalam bentuk batang baik secara vertikal maupun horizontal. Panjangnya batang menggambarkan  presentase data, sedangkan lebarnya berukuran sama. Namun demikian data yang dapat diperbandingkan tidak terlalu banyak (maksimal delapan data). Untuk lebih memperjelas pesan dan perbandingan antar batang diperlukan warna-warna yang berbeda.

Description: E:\Design\grafik batang
Grafik batang

c.       Grafik Lingkaran: visualisasi data dibuat dalam bentuk lingkaran. Cocok digunakan apabila guru akan menggambarkan tentang pecahan angka atau bilangan dalam bentuk satuan, puluhan, ratusan dan lain-lain. Misalnya pecahan dalam bentuk tangahan, pertigaan dan perempatan.


          Description: E:\Design\grafik lingkaran
grafik ligkaran

2.      Penggunaan Grafik dalam Pembelajaran
a.       Grafik divisualisasikan dengan bantuan objek dalam bentuk garis, batang dan gambar. Menampilkan pesan dalam bentuk-bentuk seperti itu dipermudah penyerapan informasi oleh siswa. Terlebih jika gambar-gambar tersebut sudah dikenali siswa sebelumnya. Grafik paling baik digunakan oleh guru dalam pembelajaran pada meteri berupa ringkasan pelajaran setelah siswa memperoleh informasi lain dari berbagai sumber baik buku atau penjelasan sebelumnya dari guru sendiri.
b.      Para siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami pesan yang disajikan melalui grafik, hal tersebut disebabkan karena grafik sendiri bukan sesuatu yang asing bagi siswa. Mereka sebelumnya mungkin melihat contoh grafik dari majalah, koran, taboid, atau internet. Namun yang terpenting grafik menggambarkan informasi secara ringkas.
c.       Memperoleh grafik sekarang ini bukanlah sesuatu yang sulit. Sekedar mencarikan contoh grafik, guru dengan mudah dapat memperolehnya dari majalah, koran dan internet. Jika grafik ingin disesuaikan dengan materi, maka guru dapat mebuatnya sendiri.

C.    Komik
          Komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambardan dirancang untuk memberiakn hiburan kepada para pembaca. Pada awalnya komik diciptakan bukan untuk kegiatan pembelajaran, namun untuk kepentingan hiburan semata.

Komik dalam Pembelajaran
          Begitu meraknya komik dimasyarakat dan begitu tingginya kesukaaan anak-anak terhadap komik, hal tersebut mengilhami untuk dijadikannya komik sebagai media pembelajaran. Salah satu kelebihan komik seperti penelitian yang dilakukan oleh Thorndike, diketahui bahwa anak yang membaca komik lebih banyak misalnya dalam sebuah minimal satu buah buku maka sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosakata jauh lebih banyak dari siswa yang tidak menyukai komik.
          Kelebihan komik yang lainnya adalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca ingin terus membacanya hingga selesai. Hal inilah yang juga menginspirasi komik yang isinya mteri-materi pelajaran. Kecenderungan yang ada siswa tidak begitu menyukai buku-buku teks apalagi yang tidak disertai gambar dan ilustrasi yang menarik. Padahal secara empirik siswa cenderung menyukai buku yang bergambar, yang penuh warna dan divisualisasikan dalam bentuk realistis maupun kartun. Komik pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
                        Description: E:\Design\tersesatdijakarta.png
Contoh komik


D.    Poster
          Salah satu kekuatan yang tampak pada media grafis sebagai media penyampaian pesan yaitu poster. Poster mampu mempengaruhi perilaku, sikap, dan tata nilai masyarakat untuk berubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat, karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana (2005:51) bahwa poster adalah media yag mengkombinasikan antar visual dari rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya. Namun demikian, di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk kepentingan propaganda, bisnis, promosi, sosial dan penanaman-penanaman nilai di masyarakat. Misalnya, poster yang yang bertema tantang dilarang merokok, hindari obat-obatan terlarang, membeli produk dalam negeri, dan lain-lain. Dengan visualisasi yang kuat dan menyentuh, banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk melakukan seperti yang di informasikan dalam poster.
          Kekuatan poster ini kemudian dimanfaatkan pula untuk kepentingan pembelajaran, banyak poster-poster yag sengaja di pasang di lingkungan sekolah baik di luar kelas ataupun di dalam kelas dengan tujuan agar siswa dapat berperilaku positif, disiplin, dan memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal. Misalnya, poster tentang cara penanggulangan demam berdarah, gaya hidup bersih, dan lain-lain.
Poster perlu di desain dengan memperhatikan dinamika yang ada ditambah dengan warna yang mencolok sehingga mudah terbaca dan menarik perhatian. Secara umum poster mempunyai tujuan yaitu:
1.      Memotivasi siswa: dalam hal ini poster dalam pembelajaran sebagai alat untuk memotivasi kegiatan siswa. Pesan poster tidak berisi tentang informasi namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya: belejar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, bekerjasama, dan lain-lain.
2.      Peringatan: dalam hal ini poster berisi tentang peringatan-peringatan terhadap suatu pelaksanaan aturan hukum, aturan sekolah, kesehatan, sosial, bahkan keagamaan. Misalnya, buanglah sampah pada tempatnya, kebersian sebagian daripada iman, dan lain-lain.
3.      Pengalaman kreatif: proses belajar mengajar menuntut kreatifitas siswa dan guru, pola pembelejaran klasikal yaitu siswa hanya diberikan informasi dari guru saja, tidak membuat pelajaran lebih baik dan kreatif. Melalui poster pembelajaran bisa lebih kreatif, siswa ditugaskan untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Diskusi kelas akan lebih hidup manakal guru menggunakan alat bantu poster sebagai baha diskusi.
Penggunaan Poster dalam Pembelajaran
    Menggunakan poster dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.      Digunakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini poster digunakan pada saat guru menerangkan sebuah materi kepada siswa, begitu halnya siswa dalam mempelajari materimenggunakan posteryang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan ini harus relevan dengan tujuan dan materi. Poster dapat disediakan guru baik dengan cara membuat sendiri maupun dengan membeli atau menggunakan yang sudah ada. Dalam penggunaanya poster dipajang di tengah kelas pada saat dibutuhkan dan ditanggalkan lagi setelah pembelajaran selesai.
2.      Digunakan di luar pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa, sebagai peringatan, ajakan, propaganda, penanaman nilai-nilai sosial dan keagamaan. Dalam hal ini poster tidak digunakan saat pembelajaran namun dipasang di kelas atau di sekitar sekolah. Perbedaan antara poster yang digunakan dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaannya hanya pada penyimpanan, dan tema-tema yang dipilih. Kedua poster tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-prinsip pembuatannya sama tidak memiliki perbedaan.

                Description: E:\Design\poster.jpg
Poster
E.     Media Foto
            Foto merupakan salah satu media pembelajaran yang cukup populer dan sudah lama digunakan dalam pembelajaran. Hal ini karena foto cukup praktis, sederhana, mudah digunakan tidak membutuhkan alat proyeksi dan tidak membutuhkan alat tambahan. Media foto termasuk kategori gambar diam, artinya sajian visual dalam foto tidak bergerak. Foto dapat digunakan untuk pembelajaran secara individual, kelompok kecil atau kelompok besar.

         Description: E:\Design\dqefqharh.jpg
Foto

Penggunaan Foto dalam Pembelajaran
1.      Pergunakanlah foto untuk tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti atau pokok-pokok pembelajaran. Sebab tujuan pokok itu akan mengarahkan siswa kejelasan materi, keterlibatan media secara langsung dengan materi dan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran semakin tinggi.
2.      Memadukan foto dengan bahan belajar yang lainnya. Bahan belajar yang biasa digunakan siswa diantaranya buku, modul, makalah, LKS, CD pembelajaran, poster dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dilengkapi foto yang berisi objek realistis, dengan demikian akan menambah jelas bahan-bahan ajar tersebut, menghindari persepsi yang beragam, dan menarik minat belajar siswa. Misalnya buku dilengkapi dengan ilustrasi foto, CD interaktif disisipi foto, begitu juga pembelajaran langsung, guru sesekali menunjukan foto yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan.
3.      Pergunakanlah gambar sesuai kebutuhannya tidak terlalu banyak, namun memiliki relevansi tinggi dengan materi yang diajarkan. Jumlah gambar yang sedikit namun terpilih akan lebih baik daripada gambar yang banyak tetapi kurang memberikan makna. Ilustrasi foto yang berlebihan justru akan mengganggu konsentrasi dan fokus perhatian siswa akan terbagi kepada gambar-gambar tersebut. Jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama.
4.      Kurangilah penambahan kata-kata pada ilustrasi foto. Foto sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita atau gagasan baru. Misalnya pada pelajaran sejarah, siswa dengan mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan mengapa bentuknya tidak sama apa ciri-ciri yang membedakan satu dengan yang lainnya. Gurun pasir misalnya, mungkin tidak begitu dikenali oleh siswa yang berada di daerah pugunungan tropis, begitu juga dengan istilah mall tidak akrab ditelinga siswa yang berada di daerah terpencil. Dengan menggunakan foto itulah siswa akan memperoleh kejelasan informasi verbal.
5.      Pembelajaran mandiri menggunakan fotonovela. Fotonovela adalah pengemasan media foto yang digabungkan dengan format novel atau cerita. Dalam hal ini foto tidak di sajikan untuk menjelaskan satu materi sacara terpisah-pisah seprti halnya pada foto label, namun foto merupakan bagian dari sebuah alur cerita. Porsi antara cerita dalam bentuk teks dengan sajian foto lebih banyak sajian foto, teksnya hanya hanya mempertegas alur ceritanya saja. Fotonovela dapat digunakan oleh siswa untuk mempelajari sebuah materi secara individual atau belajar mandiri. Misalnya fotonovela tentang ciri-ciri mahluk hidup, pencemaran lingkungan, proses pembuatan kertas daur ulang, dan lain-lain.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar